Jeonju Hanok Village: Surga Budaya Tradisional Korea yang Menawan

JAKARTA, incatravel.co.id – Jeonju Hanok Village adalah destinasi wisata budaya yang sangat populer di Korea Selatan. Terletak di kota Jeonju Hanok Village, Provinsi Jeollabuk-do, desa ini menyuguhkan lebih dari 700 rumah hanok—rumah tradisional Korea—yang masih terjaga keasliannya. Sebagai salah satu ikon budaya, Jeonju tidak hanya menawarkan arsitektur klasik, tetapi juga pengalaman hidup ala zaman dahulu. Bahkan, saya merasa seperti kembali ke masa lalu saat pertama kali menginjakkan kaki di sana.

Sejarah dan Asal Usul Jeonju Hanok Village

Jeonju Hanok Village: Aktivitas Seru yang Wajib Dicoba

Travel Jeonju memiliki sejarah panjang yang berakar dari zaman Dinasti Joseon. Kota ini dulunya merupakan tempat kelahiran keluarga kerajaan Yi, pendiri Dinasti Joseon. Karena alasan itu pula, Jeonju mendapat perhatian khusus dari pemerintah sejak dulu. Rumah-rumah hanok di wilayah ini mulai dilestarikan secara serius sejak tahun 1930-an, terutama karena kekhawatiran akan hilangnya warisan budaya akibat modernisasi.

Keunikan Arsitektur Hanok

Salah satu daya tarik utama dari Jeonju Hanok Village adalah desain hanok-nya yang khas. Rumah hanok dibangun dengan konsep “baesanimsu”—punggung menghadap gunung dan menghadap ke air. Atap melengkung, struktur kayu, dan penggunaan ondol (sistem pemanas lantai tradisional Korea) membuat suasana rumah menjadi nyaman, baik saat musim panas maupun musim dingin. Tidak heran jika banyak wisatawan betah berlama-lama di sana.

Berjalan Menelusuri Lorong-Lorong Tradisional

Setiap lorong di Jeonju Hanok Village punya pesonanya sendiri. Saya sempat berjalan kaki hampir dua jam tanpa merasa lelah, sebab pemandangan yang saya lewati begitu memesona. Di setiap sudut desa, saya bisa melihat hanok yang difungsikan sebagai galeri seni, kedai teh, penginapan, hingga restoran. Transisi dari satu bangunan ke bangunan lain terasa mulus karena nuansanya tetap seragam dan terjaga.

Mencoba Hanbok, Baju Tradisional Korea

Saat mengunjungi Jeonju, saya sempat menyewa hanbok, pakaian tradisional Korea yang anggun. Banyak toko di desa ini yang menyediakan penyewaan hanbok dengan berbagai model dan warna. Sambil mengenakan hanbok, saya berfoto di depan bangunan hanok dan terasa benar-benar seperti menjadi bagian dari budaya Korea. Tak hanya itu, orang-orang lokal juga sangat ramah, mereka sering menyapa dan menawarkan bantuan dengan senyum hangat.

Kelezatan Kuliner Tradisional yang Menggoda

Jeonju dikenal sebagai kota kuliner. Salah satu makanan khas yang wajib dicoba adalah bibimbap, nasi campur dengan berbagai macam sayuran, daging, dan gochujang (saus cabai fermentasi). Bibimbap khas Jeonju memiliki cita rasa lebih kaya karena disajikan dengan gaya klasik dan bahan-bahan segar lokal. Selain itu, saya juga sempat mencicipi makgeolli, minuman fermentasi dari beras yang lembut dan menyegarkan.

Menginap di Hanok Guesthouse

Pengalaman menginap di hanok adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Saat malam tiba, saya menginap di salah satu guesthouse tradisional. Suasana hening, semilir angin malam, serta pencahayaan temaram menciptakan ketenangan yang sulit saya temukan di kota besar. Tidur dengan alas kasur di lantai hangat membuat saya merasa seperti warga lokal sesungguhnya. Bahkan, di pagi hari saya disuguhkan sarapan tradisional oleh pemilik rumah yang sangat ramah.

Sentuhan Modern di Tengah Nuansa Tradisional

Meskipun Jeonju Hanok Village identik dengan budaya lama, namun desa ini tetap mampu beradaptasi dengan zaman. Di beberapa tempat, saya menemukan kafe modern dengan interior minimalis yang tetap mempertahankan unsur kayu khas hanok. Jadi, bagi wisatawan generasi muda yang menyukai suasana Instagramable, tempat ini sangat cocok dijadikan latar foto. Tak heran jika banyak influencer dan pembuat konten memilih Jeonju sebagai lokasi syuting mereka.

Kegiatan Budaya yang Menarik

Setiap akhir pekan atau hari libur, Jeonju Hanok Village mengadakan berbagai pertunjukan budaya. Ada tarian tradisional, pertunjukan musik klasik Korea seperti gayageum, dan bahkan demonstrasi membuat kertas hanji (kertas Korea dari kulit pohon murbei). Saya sempat mengikuti workshop membuat kipas tangan dan merasa bangga karena bisa membawa pulang oleh-oleh buatan sendiri. Aktivitas ini tentu sangat menyenangkan, apalagi bagi keluarga yang membawa anak-anak.

Oleh-Oleh Khas dari Jeonju

Saya tidak lupa membeli oleh-oleh khas dari Jeonju. Ada banyak pilihan mulai dari kipas kertas, teh herbal, hingga camilan tradisional seperti hangwa (kue beras manis). Salah satu toko yang saya kunjungi juga menjual parfum dan lilin aroma yang terinspirasi dari bahan-bahan lokal. Semua produk dikemas dengan indah dan cocok untuk hadiah. Selain itu, saya juga membeli kartu pos yang bergambar ilustrasi hanok, sebagai kenangan kecil namun berkesan.

Rute dan Akses Menuju Jeonju Hanok Village

Untuk menuju Jeonju Hanok Village, saya naik KTX (kereta cepat) dari Seoul menuju Stasiun Jeonju. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam. Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan dengan taksi atau bus lokal menuju desa hanok. Jalurnya cukup mudah ditemukan, apalagi jika menggunakan aplikasi peta seperti Naver Maps atau Kakao Maps. Transportasi di Korea memang sangat teratur, sehingga perjalanan pun nyaman.

Waktu Terbaik Mengunjungi Jeonju Hanok Village

Menurut saya, waktu terbaik untuk mengunjungi Jeonju adalah pada musim semi dan musim gugur. Pada musim semi, bunga sakura dan bunga plum bermekaran di sekitar desa, menciptakan suasana romantis yang sulit dilupakan. Sementara itu, musim gugur menawarkan warna-warna daun yang menakjubkan. Namun, saat musim dingin pun desa ini tetap indah, karena atap hanok yang tertutup salju memberikan kesan magis.

Suasana Malam Hari yang Menyihir

Jeonju Hanok Village saat malam hari menghadirkan suasana yang sangat berbeda. Lampu-lampu temaram menghiasi jalan-jalan batu, dan beberapa rumah hanok menyalakan lentera tradisional. Saat berjalan di lorong-lorongnya, saya merasakan suasana seperti dalam film kolosal Korea. Bahkan, beberapa pengunjung memakai hanbok malam hari untuk berfoto di bawah cahaya lampu jalan, menciptakan atmosfer yang begitu memikat.

Peran Pemerintah dalam Pelestarian Budaya

Pemerintah Korea Selatan memberikan perhatian besar terhadap pelestarian Jeonju Hanok Village. Salah satu kebijakan yang mendukung adalah insentif renovasi hanok untuk tetap mempertahankan bentuk asli. Selain itu, pemerintah juga mendukung pelaku usaha lokal, termasuk pengrajin, pemilik hanok guesthouse, dan pelaku budaya. Karena dukungan ini, identitas desa tetap terjaga meskipun berada di tengah gempuran modernisasi.

Jeonju Hanok Village sebagai UNESCO Creative City

Pada tahun 2012, UNESCO menetapkan Jeonju sebagai bagian dari jaringan Creative City of Gastronomy. Penetapan ini tidak datang begitu saja. Kota ini berhasil membuktikan bahwa budaya dan kuliner bisa beriringan dalam menarik perhatian dunia. Saya merasa bangga bisa menikmati langsung kekayaan budaya yang kini diakui secara internasional. Terlebih lagi, masyarakat setempat juga sangat menghargai warisan mereka.

Tips Berkunjung agar Pengalaman Lebih Maksimal

Sebelum Anda mengunjungi Jeonju Hanok Village, saya punya beberapa tips. Pertama, gunakan sepatu yang nyaman karena Anda akan banyak berjalan kaki. Kedua, jangan ragu mencoba street food yang dijual di pinggir jalan—karena rasanya luar biasa! Ketiga, sebaiknya datang lebih pagi untuk menghindari keramaian, terutama saat akhir pekan. Terakhir, pelajari sedikit frasa dalam bahasa Korea untuk berinteraksi dengan warga lokal. Percayalah, mereka sangat menghargainya.

Jeonju Hanok Village di Mata Wisatawan Internasional

Banyak wisatawan mancanegara jatuh cinta pada Jeonju. Dalam berbagai forum perjalanan, desa ini kerap disebut sebagai destinasi terbaik untuk mengenal budaya Korea secara mendalam. Wisatawan asal Jepang, Tiongkok, bahkan Eropa menyukai suasananya yang damai namun sarat makna. Saya pun merasa bahwa desa ini memiliki kekuatan untuk menghubungkan masa lalu dengan masa kini secara harmonis.

Jeonju Hanok Village dan Harapan Masa Depan

Saya yakin Jeonju Hanok Village akan terus menjadi ikon budaya Korea yang membanggakan. Dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, desa ini mampu menjadi model pelestarian budaya yang seimbang. Terlebih lagi, generasi muda Korea juga semakin tertarik mengenal akar budayanya melalui tempat ini. Karena itu, saya percaya Jeonju akan terus relevan, bahkan menjadi inspirasi bagi negara lain.

Jeonju Hanok Village, Perjalanan Penuh Makna

Jeonju Hanok Village bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah pintu gerbang untuk memahami jati diri Korea melalui arsitektur, makanan, seni, dan keramahan warganya. Dengan segala pengalaman yang saya alami, saya merasa Jeonju adalah destinasi yang wajib dikunjungi oleh siapa pun yang mencintai budaya. Terlepas dari usia, latar belakang, atau tujuan perjalanan, Jeonju selalu punya cerita yang menginspirasi.
Baca Juga Artikel Berikut: Mount Denali: Puncak Termegah yang Harus Kamu Jelajahi!

Author