El Nido Palawan: Petualangan Surga Tropis yang Bikin Lupa Pulang

El Nido Palawan Awalnya, saya bahkan tidak tahu apa itu El Nido. Saat pertama kali mendengarnya dari seorang teman backpacker, saya pikir itu cuma tempat biasa di Filipina yang kebetulan punya pantai. Tapi semua berubah saat saya benar-benar menginjakkan kaki di sana. Serius, El Nido seperti potongan surga yang jatuh ke bumi.

Setelah mendarat di Bandara Puerto Princesa dan menempuh perjalanan darat selama 5-6 jam (ya, lumayan bikin pantat pegal), semua rasa lelah langsung hilang waktu melihat pantai pasir putih dan air sebening kristal. Rasanya seperti semua gambar di Instagram itu jadi nyata — bahkan lebih bagus!

Dan jujur aja, saya nggak bisa berhenti senyum. Ini bukan cuma tempat buat healing, tapi juga tempat yang ngajarin saya buat benar-benar berhenti, napas, dan menikmati hidup.

El Nido Palawan Island Hopping: Aktivitas Wajib yang Bikin Nagih

El Nido Palawan: Panduan Island Hopping

Salah satu highlight dari El Nido Palawan, tanpa ragu, adalah island hopping-nya. Ada 4 paket utama: Tour A, B, C, dan D. Tapi saran saya, jangan terlalu pusing sama paket. Fokus aja ke Big Lagoon, Small Lagoon, Secret Beach, dan Shimizu Island. Tempat-tempat ini bukan cuma indah — mereka seperti lukisan hidup.

Saya sendiri ambil Tour A dan C. Tour A lebih santai, cocok banget buat pertama kali, sementara Tour C agak lebih petualangan. Pas snorkeling di sekitar Matinloc Shrine, saya sempat kaget karena tiba-tiba ada sekelompok ikan warna-warni berenang bareng saya. Dan airnya? Astaga, jernih banget. Bahkan kaki sendiri masih kelihatan meski udah jauh dari perahu.

Kalau kamu suka fotografi atau suka pamerin momen kece di medsos, El Nido Palawan adalah tempat yang tepat. Setiap sudutnya tuh instagrammable. Tapi yang lebih penting, semua momen itu terasa nyata, bukan cuma demi konten.

Kesalahan Bodoh yang Bikin Saya Belajar Banyak

Oke, izinkan saya jujur. Di hari ketiga, saya sempat kena sunburn parah gara-gara terlalu pede. Saya pikir, “Ah, kulit saya kan udah sering panas-panasan di Indonesia.” Ternyata saya salah besar. Matahari El Nido lebih ‘ganas’ dari yang saya kira.

Waktu itu saya lupa pakai ulang sunscreen karena terlalu asik snorkeling. Akibatnya, malamnya saya tiduran sambil mengeluh dan ngolesin aloe vera nonstop. Pelajaran besar di sini: selalu re-apply sunscreen setiap 2 jam, apalagi kalau main air!

Jadi buat kamu yang nanti ke El Nido, tolong banget jangan remehkan matahari di sana. Bawa juga topi lebar dan baju renang yang nutup lengan kalau bisa. Nggak mau kan pulang ke Indonesia dalam kondisi gosong?

Penginapan Murah Tapi Nyaman di El Nido Palawan

Nah, banyak yang bilang El Nido Palawan itu mahal. Tapi sebenarnya, kalau pintar milih, kamu bisa dapat penginapan yang nyaman tanpa bikin kantong jebol. Saya waktu itu nginep di hostel lokal bernama Spin Designer Hostel. Harganya sekitar 300-400 ribu per malam, tapi dapet sarapan enak, kamar bersih, dan suasana sosial yang asik.

Kalau kamu tipe yang suka ngobrol sama Travel lain, hostel begini cocok banget. Tapi kalau kamu mau lebih privat, banyak juga guesthouse atau Airbnb dengan harga terjangkau.

Oh iya, sinyal internet di El Nido Palawan tuh agak tricky. Jadi kalau kamu butuh kerja remote atau upload banyak file, pastikan kamu tanya dulu ke penginapan soal kualitas Wi-Fi mereka. Jangan sampai zonk, ya.

Makanan Lokal yang Gak Terlupakan

Saya sempat underestimate makanan Filipina. Tapi ternyata, banyak banget yang enak! Salah satu yang bikin saya ketagihan adalah chicken adobo dan sinigang. Gurih dan asamnya pas banget, apalagi habis seharian kena matahari dan laut.

Dan jangan lupa seafood-nya. Serius, makan grilled squid di pinggir pantai sambil nonton matahari terbenam tuh sensasinya beda. Ada juga restoran vegan dan vegetarian buat kamu yang punya pantangan makanan. Bahkan ada satu tempat bernama Altrove yang jual pizza enak banget — jadi kalau kamu tiba-tiba kangen makanan Barat, bisa mampir ke sana.

Tips tambahan: hindari air keran. Minum air botolan aja, supaya aman dari sakit perut. Ini penting banget, terutama kalau kamu jalan-jalan sendirian.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung ke El Nido Palawan 

Banyak orang nanya, “Kapan sih waktu terbaik ke El Nido?” Jawabannya: antara November sampai Mei. Musim panas di Filipina berlangsung sekitar bulan-bulan itu, dan kemungkinan hujan lebih kecil. Saya sendiri datang di akhir Maret dan cuacanya hampir sempurna.

Tapi, karena ini juga waktu favorit turis, El Nido Palawan  bisa lumayan ramai. Jadi, coba booking penginapan dan tour minimal dua minggu sebelumnya. Kalau bisa, hindari peak season seperti Natal dan Tahun Baru karena harga bisa naik gila-gilaan.

Kalau kamu tipe yang nggak masalah sama sedikit hujan, musim sepi (sekitar Juli-September) juga bisa jadi opsi hemat. Tapi tetap siapin rencana cadangan ya, siapa tahu hujan turun seharian.

Transportasi Lokal yang Bikin Senyum-Senyum Sendiri

Selama di El Nido Palawan , saya mostly naik tricycle, versi lokal dari bajaj. Harganya variatif, tergantung jarak dan skill kamu nawar. Tapi jangan khawatir, sopirnya rata-rata ramah dan paham bahasa Inggris dasar.

Salah satu momen lucu saya adalah waktu saya naik tricycle tengah malam balik dari pantai Las Cabanas. Saya lupa nama penginapan sendiri dan malah nyebut “hostel warna biru deket pohon kelapa besar.” Ajaibnya, si abang tricycle tahu dan langsung bawa saya ke sana. Momen kayak gitu tuh yang bikin saya makin cinta sama vibe lokalnya.

Kalau kamu mau lebih fleksibel, bisa juga sewa motor. Tapi pastikan kamu punya SIM internasional ya. Jalanan di El Nido Palawan nggak selalu mulus, jadi hati-hati juga waktu riding.

Pantai Tersembunyi yang Bikin Saya Terdiam

Salah satu pengalaman paling spiritual — iya, saya bilang spiritual — adalah waktu saya sendirian di Duli Beach. Ini pantai agak jauh dari pusat El Nido Palawan dan belum terlalu ramai. Saat saya ke sana, cuma ada saya, suara ombak, dan burung-burung terbang rendah.

Saya duduk lama di pasirnya, nulis-nulis di jurnal, dan… merenung. Nggak ada suara motor, nggak ada notifikasi HP. Hanya saya dan alam. Rasanya kayak ngobrol langsung sama diri sendiri. Di titik itu, saya sadar bahwa saya terlalu sering sibuk tanpa tujuan.

El Nido Palawan, secara nggak langsung, ngajarin saya buat melambat. Buat berhenti mikir “next, next, next” dan lebih banyak bersyukur sama hal-hal kecil.

Tips Praktis Biar Trip Kamu Makin Lancar

Oke, sekarang bagian serius tapi penting. Biar trip kamu ke El Nido Palawan nggak berantakan, nih beberapa tips dari saya:

  • Bawa uang tunai. ATM di El Nido Palawan terbatas dan kadang kosong.

  • Download offline map. Sinyal bisa menghilang tiba-tiba.

  • Bawa dry bag. Ini penyelamat banget buat barang elektronik pas island hopping.

  • Selalu bawa botol air isi ulang. Selain hemat, juga ramah lingkungan.

  • Hormat sama lokal. Jangan buang sampah sembarangan atau pakai drone sembarangan.

Dan yang paling penting, jangan terlalu banyak ekspektasi. El Nido Palawan punya caranya sendiri buat bikin kamu jatuh cinta — asal kamu buka hati dan pikiran.

Kenangan yang Gak Bisa Dibeli

Setelah 6 hari di El Nido, saya pulang dengan kulit lebih gelap, memori kartu kamera yang hampir penuh, dan hati yang lebih ringan. Rasanya nggak rela pulang, tapi juga penuh syukur karena diberi kesempatan merasakan semua itu.

El Nido bukan tempat yang sempurna. Listrik bisa mati, sinyal suka hilang, dan harga bisa sedikit mahal. Tapi justru di situ letak pesonanya. Semua kekurangannya itu bagian dari paket petualangan.

Kalau kamu tanya, “Worth it gak jauh-jauh ke El Nido Palawan?” Jawaban saya: Seribu persen worth it. Bahkan kalau kamu harus nabung dulu selama beberapa bulan, saya jamin itu salah satu investasi paling berharga buat jiwa kamu.
Baca Juga Artikel Berikut: Turtle Paradise Dunia: Surga Penyu dari Galapagos Raja Ampat

Author