Pertama kali saya naik shuttle airport itu waktu mau ke Bandara Soekarno-Hatta buat terbang ke Jogja. Saya waktu itu baru lulus kuliah, dan bawa koper segede kulkas kecil. Nggak ada yang nganter, naik taksi online mahal banget, dan saya juga nggak punya kendaraan sendiri. Jadi saya coba cari alternatif—ketemulah layanan shuttle bus dari pool di Pancoran.
Jujur, awalnya saya skeptis. “Bakal telat nggak ya?” atau “Aman nggak ya kalau naik shuttle kayak gini?”
Tapi begitu coba, saya malah ketagihan. Murah, tepat waktu, nyaman, dan saya bisa tidur selama perjalanan. Sampai sekarang, shuttle airport jadi pilihan utama saya kalau ke bandara. Apalagi kalau penerbangan pagi-pagi buta atau malam banget.
Apa Itu Shuttle Airport?
Shuttle airport adalah layanan transportasi yang khusus disediakan untuk mengantar atau menjemput penumpang dari dan ke bandara. Biasanya berupa bus, van, atau minibus yang beroperasi dalam rute tertentu.
Ada dua tipe utama:
-
Shuttle reguler: Beroperasi dari terminal khusus ke bandara secara berkala.
-
Shuttle pribadi (charter): Layanan khusus perorangan atau rombongan dengan rute fleksibel.
Dibandingkan taksi atau ojek online, shuttle biasanya lebih hemat, lebih aman, dan seringkali punya jadwal tetap yang bisa diandalkan.
Alasan Saya Suka Naik Shuttle Airport
Saya punya banyak alasan kenapa shuttle airport ini menurut saya underrated banget. Dan kalau kamu traveler yang sering terbang, apalagi dari kota besar kayak Jakarta, Surabaya, atau Denpasar, kamu harus tahu keuntungannya.
1. Hemat Biaya Transportasi
Biaya taksi dari Jakarta Selatan ke Soetta bisa 150–250 ribu, tergantung jam dan macetnya. Naik shuttle cuma 50–75 ribu.
Dulu saya sempat bandingkan total biaya dari rumah ke bandara:
-
Taksi: Rp180.000
-
Shuttle + ojek ke pool: Rp65.000
Selisihnya bisa buat makan siang di bandara atau bayar bagasi!
2. Nyaman dan Aman
Bus shuttle biasanya ber-AC, tempat duduknya empuk, dan bagasi lega. Beberapa bahkan punya charging port dan WiFi.
Selain itu, karena supirnya profesional dan rutenya jelas, saya merasa lebih aman. Nggak seperti naik ojek malam-malam atau harus ganti transportasi di tengah jalan.
3. Jadwal Teratur
Mayoritas shuttle punya jadwal rutin dan on time. Jadwal ini bisa dicek via aplikasi atau situs web mereka. Bahkan ada yang jalan tiap 30 menit.
Kalau kamu udah terbiasa, kamu bisa atur waktu dengan presisi. Misalnya, saya tahu bus dari pool jam 06.00, dan tiba di terminal 2F jam 07.15. Cocok banget buat penerbangan jam 09.00.
4. Ramah untuk Traveler Solo dan Backpacker
Buat saya yang sering solo travel, naik shuttle itu bikin tenang. Nggak perlu tawar-menawar, nggak takut ditipu, dan bisa istirahat selama perjalanan.
Kadang juga jadi tempat ketemu sesama traveler. Saya pernah satu shuttle sama bule asal Australia, dan akhirnya ngobrol seru sepanjang jalan soal destinasi di Flores.
Jenis Layanan Shuttle Airport di Indonesia
1. Shuttle Reguler ke Bandara
Contoh: DAMRI, Big Bird, JA Connexion, Go Blue Bird Airport, Xtrans, Primajasa.
Biasanya punya pool di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
Rute umum:
-
Terminal/pool ➝ Bandara
-
Bandara ➝ Pool/kota
2. Shuttle Hotel ke Bandara
Banyak hotel di dekat bandara yang menyediakan free shuttle bagi tamu. Jadwalnya bisa sesuai permintaan atau terjadwal harian. Ini sangat berguna kalau kamu punya penerbangan pagi.
Saya pernah nginap di hotel transit dekat Bandara Juanda, dan shuttle-nya jemput tepat waktu jam 04.30 subuh. Nggak perlu panik cari transportasi subuh-subuh.
3. Shuttle Pribadi (Private Airport Transfer)
Kalau traveling bareng keluarga besar atau bawa banyak barang, private shuttle lebih cocok. Bisa booking lewat travel agent, aplikasi transportasi, atau langsung ke operator seperti GoCar Protect, GrabCar Airport, dan lain-lain.
4. Shuttle Airport ke Kota Tujuan (Intermoda)
Contoh: dari Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) ke Malioboro pakai DAMRI atau SatelQu. Biasanya berupa minibus dan harga tiketnya Rp25.000–35.000 saja.
Ini solusi buat bandara yang lokasinya jauh dari pusat kota.
Tips Memilih Shuttle Airport yang Tepat
1. Cek Lokasi Pool Terdekat
Pilih shuttle yang punya titik keberangkatan dekat rumah kamu atau mudah dijangkau. Semakin dekat, semakin hemat dan praktis.
2. Periksa Jadwal dan Estimasi Waktu
Jangan asal naik. Pastikan jadwal berangkat sesuai dengan jam check-in pesawatmu. Idealnya, tiba di bandara minimal 2 jam sebelum take-off untuk domestik, atau 3 jam untuk internasional.
3. Booking Online Saat High Season
Waktu libur lebaran, Natal, atau weekend panjang, kursi shuttle bisa cepat penuh. Jadi sebaiknya booking dulu lewat aplikasi atau telepon.
4. Bawa Waktu Cadangan
Shuttle bisa terhambat macet juga. Jadi beri buffer time minimal 30–45 menit dari estimasi waktu tiba.
Saya pernah hampir telat karena shuttle saya tertahan macet di tol Cikampek. Untung saya spare waktu cukup.
Kelebihan Dibandingkan Transportasi Lain
Jenis Transportasi | Biaya (Estimasi) | Kenyamanan | Risiko Keterlambatan | Komentar |
---|---|---|---|---|
Taksi Online | Tinggi (100–250rb) | Tinggi | Sedang (tergantung supir) | Nyaman tapi mahal |
Ojek Online | Sedang (40–80rb) | Rendah | Tinggi | Risiko cuaca, keamanan malam |
Keluarga/Teman | Gratis/Murah | Tinggi | Variatif | Tapi bisa repot minta bantuan |
Shuttle Airport | Murah (35–75rb) | Cukup | Rendah (terjadwal) | Paling stabil dan praktis |
Tantangan Menggunakan Shuttle Airport
1. Keterbatasan Waktu dan Rute
Kadang shuttle hanya tersedia di jam tertentu, dan rutenya terbatas. Jadi kalau kamu punya penerbangan tengah malam, bisa jadi shuttle watitoto belum beroperasi.
2. Kapasitas Terbatas
Di musim liburan, tiket bisa cepat habis. Pernah saya kehabisan kursi shuttle dan akhirnya terpaksa naik taksi dengan biaya 3x lipat.
3. Tidak Langsung ke Tujuan
Berbeda dengan taksi, shuttle biasanya berhenti di terminal tertentu. Kadang kamu tetap perlu lanjut naik ojek/taksi dari titik drop-off ke bandara atau sebaliknya.
4. Perlu Adaptasi Jadwal
Kamu harus menyesuaikan waktu pribadi dengan jadwal shuttle. Nggak bisa semau kita seperti transportasi on-demand.
Tapi buat saya, selama persiapan matang, ini bukan masalah besar.
Daftar Shuttle Airport Populer di Indonesia
Jakarta
-
DAMRI (Ke Soetta dan Halim)
-
JA Connexion (Hotel dan mall Jakarta ke bandara)
-
Big Bird Airport Shuttle
Yogyakarta
-
SatelQu
-
DAMRI YIA–Malioboro
Bandung
-
Xtrans
-
Cipaganti Travel
-
Primajasa
Surabaya
-
DAMRI Juanda
-
GoCar Protect
Denpasar (Bali)
-
Kura-Kura Bus
-
Hotel Shuttle Bandara Ngurah Rai
Kebanyakan shuttle ini bisa dipesan lewat aplikasi mereka sendiri, Traveloka, Tiket.com, atau bahkan WhatsApp.
Masa Depan Shuttle Airport: Integrasi dan Digitalisasi
Beberapa kota besar mulai mengintegrasikan shuttle bandara dengan sistem transportasi umum seperti LRT, MRT, dan busway.
Contoh:
-
Skytrain Bandara Soetta sudah terhubung dengan shuttle dari stasiun terdekat.
-
Bandara YIA punya koneksi shuttle langsung ke kereta bandara.
-
MRT Jakarta mulai menghubungkan rute ke titik-titik shuttle JA Connexion.
Saya juga sempat baca bahwa beberapa startup transportasi di Indonesia sedang mengembangkan shuttle on-demand—kamu bisa pesan via aplikasi, dan sistem akan menyesuaikan rute shuttle dengan titik penjemputan massal.
Kalau sistem ini jadi kenyataan, saya yakin mobilitas traveler bakal makin seamless.
Kesimpulan: Shuttle Adalah Partner Terbaik Traveler Cerdas
Kalau ditanya apa transportasi bandara favorit saya, jawabannya jelas: shuttle airport.
Kenapa? Karena saya nggak perlu ribet mikir biaya tinggi, bisa santai di jalan, dan jadwalnya bisa saya andalkan. Cocok buat kamu yang:
-
Sering bepergian sendiri
-
Punya budget terbatas
-
Ingin solusi transportasi aman dan nyaman
Dan yang paling penting, shuttle airport membuat pengalaman liburan atau perjalanan bisnis dimulai dan diakhiri dengan cara yang cerdas.
Kunjungi juga tempat indah berikut: Kapal Pinisi Labuan: Jelajahi Lautan dengan Gaya Tradisional