Diwali: Festival Cahaya Menyatukan Keluarga dan Harapan Baru

Pertama kali saya mendengar tentang Diwali, saya pikir itu hanya semacam pesta lampu-lampu cantik. Tapi ternyata, maknanya jauh lebih dalam dari sekadar dekorasi. Diwali—atau Deepavali—adalah salah satu festival terpenting dalam budaya Hindu, yang dirayakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Secara spiritual, Diwali menandai kemenangan terang atas gelap, kebaikan atas kejahatan, dan harapan atas keputusasaan. Bagi umat Hindu, ini adalah waktu yang sakral untuk membersihkan hati, merenung, dan menyambut awal baru dengan niat baik.

Setiap keluarga punya interpretasi dan kebiasaan sendiri. Tapi satu hal yang pasti: cahaya diyas (lampu minyak tanah) yang menghiasi rumah bukan hanya hiasan, tapi simbol pencerahan batin. Saya pribadi suka membayangkannya sebagai momen “restart jiwa” di tengah tahun yang penuh tantangan.

Diwali Festival: Tradisi, Simbol Cahaya, dan Perayaan Keluarga

Sekelompok perempuan merayakan Diwali dengan menyalakan diya (lampu minyak) di sekitar pola rangoli warna-warni yang indah, menciptakan suasana hangat dan penuh makna dalam festival cahaya tradisional India.

Saya pernah menginap di rumah seorang teman India saat Diwali diadakan. Dari pagi sampai malam, rumahnya penuh warna, aroma manis, dan tawa riuh keluarga. Setiap sudut rumah didekorasi dengan rangoli (hiasan warna-warni di lantai), lentera gantung, dan tentunya barisan lampu.

Beberapa tradisi khas Diwali yang saya rasakan secara langsung:

  • Membersihkan rumah sebelum festival dimulai, sebagai simbol pembersihan energi buruk.

  • Menyalakan diya dan lilin saat matahari terbenam, menandakan masuknya energi positif.

  • Berdoa kepada Dewi Lakshmi, dewi kemakmuran dan keberkahan.

  • Bertukar manisan dan hadiah antar kerabat dan tetangga.

Ada kehangatan keluarga yang tulus. Semua orang berpakaian tradisional, menyantap makanan khas, dan tertawa bersama. Rasanya seperti gabungan antara Lebaran, Tahun Baru, dan Natal—tapi dengan sentuhan warna emas dan harum kapulaga.

Diwali 2024: Kapan Dirayakan dan Apa yang Istimewa Tahun Ini?

Tiap tahun tanggal Diwali berubah karena mengikuti kalender lunar Hindu. Untuk tahun 2024, Diwali jatuh pada tanggal 1 November 2024. Tapi sebenarnya, festival ini bukan hanya satu hari—ada lima hari berturut-turut dengan makna berbeda-beda.

Rangkaian Diwali 2024:

  1. Dhanteras (29 Okt): Hari belanja emas dan logam mulia, dianggap membawa keberuntungan.

  2. Naraka Chaturdashi (30 Okt): Simbol kemenangan Krishna atas iblis Narakasura.

  3. Lakshmi Puja (1 Nov): Hari utama Diwali.

  4. Govardhan Puja (2 Nov): Mengenang perlindungan Krishna terhadap rakyat dari bencana alam.

  5. Bhai Dooj (3 Nov): Merayakan kasih sayang antara kakak-adik.

Tahun ini katanya akan jadi perayaan paling meriah pasca pandemi. Banyak komunitas diaspora India sudah mulai persiapan acara budaya, festival kuliner, dan parade jalanan. Saya bahkan sudah lihat undangan acara Deepavali Night di lingkungan saya sejak September!

Diwali Hari Apa? Penanggalan Hindu dan Penentuan Tanggal Perayaan

Salah satu hal yang bikin saya bingung awalnya adalah—kenapa Diwali selalu pindah-pindah tanggal setiap tahun?

Ternyata, Diwali ditentukan berdasarkan kalender Hindu (Panchangam), bukan kalender Masehi. Perayaan ini jatuh pada malam bulan baru (amavasya) di bulan Kartika, biasanya antara pertengahan Oktober hingga pertengahan November.

Karena dasar penanggalannya lunar, maka tanggalnya fleksibel. Tapi yang pasti, Diwali selalu jatuh pada malam tergelap bulan baru—dan di situlah makna terang menjadi sangat simbolis.

Perbedaan Diwali dan Deepawali: Istilah, Wilayah, dan Konteks Penggunaan

Saya pernah bertanya ke seorang teman dari India Selatan, “Kenapa kamu bilang Deepavali, bukan Diwali?” Ternyata keduanya sama, hanya beda penamaan dan kebiasaan wilayah.

  • Diwali: Lebih umum dipakai di India Utara, serta oleh media internasional.

  • Deepavali: Lebih sering digunakan di India Selatan dan oleh komunitas Tamil serta Telugu.

Secara harfiah, “Deepavali” berasal dari kata “Deepa” (cahaya) dan “Avali” (barisan). Jadi maknanya tetap sama: barisan cahaya. Di tempat tinggal saya, komunitas Tamil lebih suka menyebut Deepavali—dan itu membuat saya sadar pentingnya menghormati konteks budaya setiap penyebutan.

Aktivitas Khas: Dekorasi, Kembang Api, hingga Doa Bersama

Di malam utama Diwali, suasana di perumahan saya benar-benar semarak. Lampu-lampu terang di jendela, anak-anak berlarian membawa kembang api, dan aroma makanan menggoda dari setiap dapur.

Aktivitas khas yang umum dilakukan:

  • Membuat rangoli di depan pintu sebagai ucapan selamat datang pada keberuntungan.

  • Menyalakan kembang api—meski kini banyak yang mulai beralih ke lampu LED karena polusi suara.

  • Sesi doa keluarga (puja) di ruang altar kecil.

  • Berbagi makanan manis dan bingkisan dengan tetangga.

  • Menulis ucapan dan saling minta maaf sebagai simbol permulaan baru.

Saya ikut membantu membuat rangoli tahun lalu—dan jujur, walaupun bentuknya agak miring, itu jadi pengalaman tak terlupakan. Saya merasa benar-benar ikut menjadi bagian dari momen travel yang hangat dan spiritual.

Makanan Tradisional dan Pemberian Hadiah Saat Di wali

Kalau kamu suka makanan manis, kamu pasti jatuh cinta dengan Diwali. Meja makan penuh dengan mithai—manisan India seperti ladoo, barfi, dan jalebi. Rasanya unik banget: manis, legit, wangi susu dan kapulaga.

Selain makanan:

  • Orang-orang bertukar hampers, yang bisa berisi teh, rempah, dupa, bahkan lilin aromaterapi.

  • Hadiah juga bisa berupa pakaian tradisional, perhiasan kecil, atau voucher elektronik.

Dan tentu saja, ini juga jadi waktu diskon besar-besaran di berbagai marketplace. Banyak orang menunggu Diwali untuk beli barang rumah tangga, gadget, atau bahkan kendaraan baru—karena dipercaya membawa berkah.

Saya sendiri dapat hadiah satu set dupa handmade dari teman India saya, dan itu jadi salah satu aroma favorit saya sekarang buat relaksasi.

Tradisi Diwali di Negara Lain

Menariknya, Diwali juga dirayakan di banyak negara selain India. Saya pernah tinggal di Malaysia dan sempat ikut Diwali open house di Kuala Lumpur—makanan khas, tarian Bharatanatyam, dan suasana hangat benar-benar terasa.

Negara-negara yang merayakan Diwali:

  • India

  • Nepal

  • Sri Lanka

  • Malaysia

  • Singapura

  • Mauritius

  • Trinidad & Tobago

  • Fiji

  • Inggris, AS, Kanada (oleh diaspora India)

Setiap negara punya versi perayaannya sendiri, tergantung komunitas yang merayakan. Tapi satu benang merahnya: kebersamaan dan cahaya tetap menjadi jiwa utama perayaan. Bahkan menurut India Culture Portal, yang dikelola langsung oleh pemerintah India, Diwali dipandang sebagai salah satu perayaan paling universal dalam budaya Hindu, sekaligus momen penting untuk mengenang nilai kebaikan dan pencerahan spiritual

Makna Pribadi yang Saya Petik

Sebagai orang luar yang ikut merayakan Diwali, saya pribadi merasa ini lebih dari sekadar pesta. Diwali mengajarkan saya tentang menghargai tradisi, memaafkan, dan menyambut masa depan dengan niat baik.

Saya jadi lebih rutin membersihkan rumah menjelang akhir tahun, lebih perhatian sama orang sekitar, dan belajar mengucapkan harapan baik—hal yang dulu saya anggap remeh.

Dan yang paling penting: Diwali mengingatkan saya bahwa bahkan dalam kegelapan paling pekat sekalipun, cahaya kecil tetap bisa memberi harapan.

Kesimpulan: Diwali sebagai Momen Harapan, Cahaya, dan Kebersamaan

Diwali bukan cuma festival cahaya. Ia adalah simbol kemenangan, harapan, dan kebersamaan. Dari lampu kecil di ambang jendela sampai pelukan hangat di ruang keluarga, semuanya punya makna.

Di tengah dunia yang semakin cepat dan penuh distraksi, Diwali mengajak kita melambat, merenung, dan kembali ke inti: terang di dalam hati.

Jadi, kalau kamu punya kesempatan untuk ikut merayakan Diwali, terimalah dengan terbuka. Karena di balik kemeriahannya, ada pesan universal: bahwa cahaya bisa menyatukan siapa saja, dari latar belakang apa pun.

Sama-sama bercahaya berbeda negara, cek juga: Gion Matsuri Kyoto: Parade Budaya Jepang di Musim Panas

Author