Candi Gedong Songo: Candi dengan View Pegunungan

Beberapa tempat meninggalkan kesan hanya dengan satu kunjungan. Candi Gedong Songo adalah salah satunya. Saat pertama kali aku menginjakkan kaki di kawasan ini, aku langsung tahu: ini bukan sekadar situs sejarah biasa. Ini adalah surga tersembunyi di dataran tinggi.

Dibayangi kabut tipis, dikelilingi hutan pinus, dan berlatarkan pegunungan yang megah, Candi Gedong Songo membuatku merasa seperti kembali ke masa lalu—tapi dengan pemandangan yang memanjakan mata modern. Udara sejuk, aroma tanah basah, dan siluet candi yang berdiri gagah di punggung gunung… benar-benar perpaduan spiritual dan alam yang harmonis.

Kalau kamu pernah bermimpi mengunjungi tempat yang menenangkan jiwa sekaligus menambah wawasan sejarah, Candi Gedong Songo harus masuk bucket list-mu.

Awal Perjalanan Menuju Gedong Songo

Candi Gedong Songo

Perjalanan dimulai dari Semarang, lalu naik ke arah Bandungan, sebuah kawasan pegunungan yang terkenal akan hawanya yang sejuk. Dari pusat kota Semarang ke lokasi candi memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan darat.

Begitu sampai di gerbang kawasan wisata Gedong Songo, suasana langsung berubah. Hawa dingin, semilir angin pegunungan, dan suara burung-burung liar menyambut hangat para pengunjung. Aku memilih untuk naik perlahan sambil jalan kaki—karena menurutku, setiap langkah menuju candi adalah bagian dari petualangan spiritual.

Asal Usul dan Arti Nama “Gedong Songo”

Nama “Gedong Songo” berasal dari dua kata: Gedong yang berarti “bangunan”, dan Songo yang berarti “sembilan” dalam bahasa Jawa. Jadi secara harfiah, Gedong Songo adalah “sembilan bangunan candi.”

Candi-candi ini dibangun secara terpisah dan tersebar di sepanjang lereng Gunung Ungaran, membentuk semacam jalur suci yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki ataupun berkuda.

Menurut sejarah, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh Wangsa Sanjaya, yang juga membangun Candi Dieng. Arsitekturnya khas Hindu, dan kemungkinan besar didedikasikan untuk pemujaan kepada Dewa Siwa.

Arsitektur dan Tata Letak yang Menakjubkan

Salah satu hal paling menarik dari Candi Gedong Songo adalah letaknya yang bertingkat secara alami, mengikuti kontur bukit.

Komposisi Candi:

  1. Gedong I – Paling mudah dijangkau, dekat dari pintu masuk.

  2. Gedong II – Sedikit lebih tinggi, dengan latar pepohonan.

  3. Gedong III – Mulai tampak pemandangan pegunungan.

  4. Gedong IV-V – Jarak cukup jauh, dengan jalur menanjak.

  5. Gedong VI-IX – Beberapa sudah berupa reruntuhan, tapi punya view terbaik.

Setiap lokasi travel memberikan sudut pandang unik, baik ke arah hutan pinus, pegunungan Ungaran, maupun lembah yang tertutup kabut.

Bangunannya sendiri menggunakan batu andesit, dengan relief yang masih tampak meski telah termakan waktu. Ciri khas candi Hindu terlihat dari bentuk atap bertingkat dan relung-relung arca dewa.

Candi di Tengah Alam: Spiritualitas Gedong Songo yang Hidup

Salah satu momen paling menyentuh bagiku adalah ketika aku tiba di Gedong III, dan kabut tiba-tiba menyelimuti area sekitar. Di tengah sepi dan sunyi, berdiri satu bangunan candi dengan latar putih dan samar. Rasanya seperti melihat candi yang “bernapas” di tengah alam.

Tak heran kalau tempat ini dipercaya dahulu digunakan sebagai tempat pertapaan dan ritual religius. Letaknya yang tersembunyi, tenang, dan terpencil memang sangat cocok untuk refleksi batin.

Beberapa penduduk lokal bahkan masih sesekali mengadakan upacara tradisional di tempat ini, memperkuat aura sakral yang masih terasa.

Sumber Air Panas Alami di Tengah Kompleks Candi

Hal unik lainnya adalah adanya sumber air panas belerang di antara Gedong IV dan Gedong V. Waktu berjalan melewati jalur ini, tiba-tiba tercium aroma belerang yang khas, dan tampak asap mengepul dari permukaan tanah.

Air panas ini mengalir langsung dari perut Gunung Ungaran dan digunakan oleh pengunjung untuk merendam kaki atau sekadar mencuci muka. Selain memberi kenyamanan, ini juga jadi bukti nyata aktivitas geotermal yang mempengaruhi kehidupan spiritual dan geografis di kawasan ini.

Bagi masyarakat Hindu kuno, air panas ini bisa saja dianggap sebagai bentuk “berkah” dari alam.

Aktivitas Wisata yang Bisa Dilakukan

Meskipun bersejarah dan sakral, Candi Gedong Songo juga dikembangkan menjadi destinasi wisata alam yang nyaman dan ramah keluarga. Beberapa aktivitas seru yang bisa kamu coba:

1. Trekking Candi

Menyusuri jalur dari Gedong I ke Gedong IX sambil menikmati udara segar dan pemandangan luar biasa.

2. Naik Kuda

Tersedia jasa naik kuda untuk menjelajahi kompleks candi—cocok bagi anak-anak atau orang tua.

3. Piknik di Bukit

Beberapa area datar disediakan untuk istirahat, piknik, atau sekadar bersantai.

4. Berendam Air Panas

Kolam rendam tersedia di dekat sumber belerang. Pengalaman hangat yang menyegarkan setelah trekking.

5. Foto Prewedding atau Wisata Edukasi

Latar pemandangan pegunungan dan kabut alami membuat tempat ini sering dijadikan lokasi pemotretan profesional.

Rute Perjalanan dan Tips Menuju Gedong Songo

Lokasi:

Jl. Candi Gedong Songo, Krajan, Banyukuning, Bandungan, Kab. Semarang, Jawa Tengah.

Rute:

  • Dari Semarang: lewat Ungaran → Bandungan

  • Dari Jogja: arah ke Magelang → Ambarawa → Bandungan

Tips:

  • Datang pagi agar tidak terlalu berkabut dan bisa jelajahi semua titik

  • Bawa air minum, sepatu trekking, dan jaket ringan

  • Jika tidak kuat berjalan jauh, sewa kuda dari pintu masuk

  • Bawa kamera karena setiap sudut sangat fotogenik!

Candi Gedong Songo di Mata Arsitektur dan Sejarah

Sebagai pengagum arsitektur kuno, aku melihat Gedong Songo sebagai perpaduan kejeniusan teknik dan kepekaan spiritual.

  • Tata letaknya menyesuaikan kontur

  • Bangunannya tahan ratusan tahun tanpa semen modern

  • Pemilihan lokasi menyatu dengan alam dan spiritualitas

Candi ini juga menjadi salah satu bukti awal perkembangan arsitektur Hindu di Jawa, bersama dengan Dieng dan Prambanan. Bedanya, Gedong Songo masih mempertahankan suasana alam yang utuh dan jauh dari hiruk-pikuk modern.

Bandingkan Gedong Songo dengan Candi Lain: Apa yang Unik?

 

Candi Letak Ciri Khas
Prambanan Sleman, Yogyakarta Megah, banyak pengunjung
Dieng Plateau Wonosobo Terletak di dataran tinggi
Candi Gedong Songo Bandungan, Kab. Semarang Terpencar, menyatu dengan alam

Gedong Songo unggul dalam nuansa sepi dan kedekatan dengan alam. Ini bukan tempat ramai, melainkan tempat mendalam.

Upaya Pelestarian dan Harapan Gedong Songo

Melihat kondisi beberapa candi yang mulai aus, aku berharap pemerintah dan masyarakat bisa lebih aktif dalam pelestarian situs bersejarah ini.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan:

  • Tidak memanjat atau duduk di atas struktur candi

  • Tidak membuang sampah sembarangan

  • Mengikuti jalur wisata yang disediakan

  • Mendukung edukasi sejarah untuk generasi muda

Karena kalau tidak dijaga, keindahan ini bisa hilang dalam satu generasi.

Penutup: Mendaki Sejarah, Menyerap Energi Alam

Candi Gedong Songo bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah perjalanan menembus waktu, dari satu candi ke candi lainnya, dari keheningan alam ke kedalaman spiritual.

Buatku, setiap langkah di lereng Gunung Ungaran membawa makna. Dan saat aku duduk di depan Gedong IV, dengan latar kabut, aroma tanah, dan suara kuda di kejauhan, aku tahu satu hal: “Aku tidak hanya mengunjungi tempat ini—aku mengalami dan terhubung dengannya.”

Keindahan candi yang sering disebut jadi bukti cinta: Candi Prambanan Jogja: Keindahan Hindu di Tengah Pulau Jawa

Author