Beberapa tahun lalu, kalau dengar kata “berkemah”, yang langsung terbayang di kepala saya adalah tenda sederhana, tidur di matras tipis, dan repot masak pakai kompor portable. Tapi sekarang? Ada glamping.
Glamping, atau “glamorous camping”, benar-benar mengubah cara saya melihat alam. Bayangkan: kamu tetap bisa tidur di tengah hutan pinus, bangun dengan udara sejuk, tapi… di dalam tenda mewah dengan kasur empuk, AC (iya, AC!), dan bahkan kamar mandi pribadi yang bersih. Estetik? Jelas. Nyaman? Banget.
Buat yang suka alam tapi ogah ribet, glamping adalah solusi tengah. Dan sejak 2023, tren ini terus naik. Tahun 2025, saya yakin glamping bukan cuma tren sesaat—tapi jadi gaya liburan baru buat kita yang pengen healing tanpa harus jadi “anak gunung” sejati.
Glamping Bogor: Destinasi Alam Dekat Jakarta yang Populer
Salah satu pengalaman glamping pertama saya adalah di Bogor. Lokasinya cuma sekitar dua jam dari Jakarta (kalau nggak macet, ya). Cocok banget buat short escape di akhir pekan.
Di Bogor, kamu bisa nemuin beberapa spot glamping kece kayak:
-
The Highland Park Resort – Konsepnya ala Mongolia camp, lengkap dengan tenda putih besar dan pemandangan Gunung Salak.
-
Gunung Geulis Campsite – View city lights dari ketinggian, cocok buat malam minggu bareng pasangan.
-
Alas Asri Glamping – Hidden gem di daerah Cijeruk, dengan atmosfer hutan dan suasana super tenang.
Saya paling suka bangun pagi di Bogor. Kabut masih menggantung di atas lembah, sambil ngopi dari balkon tenda. Serasa kayak adegan di film-film indie.
Yang bikin glamping Bogor laku keras adalah aksesnya yang mudah dan suasananya yang hijau. Jadi meskipun cuma punya waktu singkat, kamu tetap bisa dapet sensasi “minggat ke alam”.
Glamping Bandung: Udara Sejuk dan Panorama Instagramable
Kalau ngomongin glamping di Bandung, saya langsung inget staycation di Lembang. Serius, suasana di sana itu bikin betah banget. Udara sejuk, pegunungan indah, dan spot foto kece di mana-mana.
Favorit saya waktu itu adalah:
-
Trizara Resorts – Spot tenda mewah dengan view sunset Lembang yang bikin speechless.
-
Lembang Asri Glamping – Tenda berbentuk dome dengan balkon pribadi dan ayunan gantung.
-
Glamping Lakeside Rancabali – Menginap di tepi danau dengan latar hamparan kebun teh.
Yang unik di Bandung adalah banyak glamping yang mengusung konsep etnik. Jadi kamu bisa ngerasain vibe budaya Sunda sekaligus dimanjakan fasilitas hotel bintang tiga.
Satu tips: booking jauh-jauh hari, apalagi kalau kamu rencana datang saat weekend atau musim liburan. Tempat-tempat ini biasanya penuh, karena populer banget di Instagram dan TikTok.
Glamping Kintamani: Menginap di Atas Awan dengan View Gunung
Kalau kamu cari glamping yang bisa masuk daftar travel “once in a lifetime experience”, coba deh Kintamani, Bali. Saya sempat ke sana waktu liburan akhir tahun lalu, dan sampai sekarang masih belum bisa move on.
Bayangin kamu bangun pagi, buka pintu tenda, dan langsung disambut pemandangan Gunung Batur plus kabut tipis yang kayak kapas. Serius, rasanya kayak di atas awan.
Beberapa glamping favorit di Kintamani:
-
Camaya Bali Bamboo House – Tenda bambu estetik dengan hammock transparan.
-
Black Lava Camp – Lokasi pas di kaki Gunung Batur, vibes-nya beneran kayak nginap di negeri dongeng.
-
Akasa Glamping – Tenda dome putih dengan view langsung ke danau.
Di sini kamu nggak cuma menginap, tapi juga bisa ikut sunrise trekking ke Gunung Batur, atau sekadar rebahan di hammock sambil baca buku dan minum kopi lokal.
Saran saya: jangan lupa bawa jaket tebal. Malam hari di Kintamani bisa sedingin 12 derajat Celsius!
Kapan Waktu Terbaik untuk Glamping? Ini Musim dan Cuaca yang Ideal
Setelah coba glamping di beberapa tempat, saya jadi tahu bahwa waktu itu sangat penting. Jangan asal booking tanpa cek cuaca dulu. Kalau hujan, tenda mewah pun bisa terasa kayak kapal bocor.
Musim terbaik glamping di Indonesia biasanya antara April sampai Oktober, saat curah hujan lebih rendah. Tapi tiap lokasi punya karakter cuaca sendiri:
-
Bogor: Hindari Desember–Februari, karena sering hujan deras.
-
Bandung: Oke hampir sepanjang tahun, tapi suhu dingin banget di Juli–Agustus.
-
Kintamani: Musim kemarau terbaik, tapi jangan lupa bawa moisturizer—angin dinginnya keringin kulit.
Cek juga prakiraan cuaca harian lewat aplikasi atau website cuaca yang terpercaya sebelum berangkat. Jangan sampai itinerary kamu berantakan gara-gara badai dadakan.
Apa yang Harus Disiapkan?
Satu kesalahan saya waktu pertama kali glamping adalah menganggap semuanya bakal tersedia seperti di hotel. Padahal, meski glamping nyaman, tetap aja ini di tengah alam.
Checklist pribadi saya sekarang sebelum glamping:
-
Pakaian hangat & jaket tahan angin
-
Headlamp atau senter kecil, buat jaga-jaga kalau mati lampu
-
Powerbank dan kabel cadangan
-
Obat-obatan pribadi dan minyak kayu putih
-
Botol air minum – Beberapa tempat tidak menyediakan air minum kemasan
-
Kamera atau HP dengan memori cukup – Trust me, kamu bakal banyak motret
-
Sandals atau sepatu outdoor yang tahan basah
Beberapa tempat menyediakan sarapan dan makan malam, tapi ada juga yang sistem self-catering. Jadi cek dulu apakah kamu harus bawa makanan sendiri atau bisa pesan on-site.
Tips Persiapan Glamping agar Tetap Nyaman di Tengah Alam
Kalau kamu baru pertama kali glamping, ada beberapa tips penting supaya liburanmu tetap seru dan nggak malah ribet:
-
Pesan jauh hari – Apalagi di tempat viral seperti Bandung atau Bali.
-
Baca ulasan tamu sebelumnya, jangan cuma lihat foto.
-
Bawa dry bag buat simpan barang elektronik kalau cuaca buruk.
-
Jangan terlalu banyak bawa barang, ingat kamu nggak di rumah sendiri.
-
Kenali lingkungan sekitar, kadang lokasi cukup terpencil dan sinyal HP lemah.
-
Siapkan mental untuk offline, karena glamping bukan soal WiFi, tapi tentang reconnect ke alam.
Saya juga pernah bawa board game dan buku bacaan ringan. Itu jadi quality time yang jauh lebih menyenangkan daripada scrolling medsos terus-terusan.
Beberapa traveler yang saya temui juga punya tips unik lainnya—seperti bawa diffuser aroma terapi atau menyetel lagu alam lewat speaker portabel biar makin rileks. Bahkan ada yang sampai bikin checklist barang bawaan dari referensi yang mereka temukan dari National Geographic, yang sempat membahas glamping dari sudut kenyamanan hingga konservasi alam.
Fasilitas Apa yang Biasanya Disediakan?
Tiap lokasi glamping punya standar fasilitas berbeda. Tapi dari pengalaman saya, berikut fasilitas umum yang biasanya tersedia:
-
Tenda mewah atau dome dengan kasur empuk
-
Kamar mandi pribadi (seringnya outdoor, tapi tetap bersih dan tertutup)
-
Breakfast dan BBQ kit (kadang harus request dulu)
-
AC atau kipas angin portable (tergantung lokasi)
-
Dek atau balkon pribadi
-
Area api unggun dan bean bag
-
Wifi (di beberapa tempat)
Beberapa tempat juga menawarkan fasilitas tambahan seperti jacuzzi outdoor, on-site café, atau area yoga. Tapi buat saya pribadi, yang terpenting adalah kasur empuk dan kamar mandi bersih. Sisanya bonus.
Kesimpulan: Glamping 2025 sebagai Tren Liburan Santai dan Stylish
Kalau kamu butuh liburan yang anti-ribet tapi tetap dekat dengan alam, glamping adalah jawabannya. Dengan fasilitas nyaman, pemandangan indah, dan vibes tenang, glamping benar-benar jadi alternatif staycation yang bikin pikiran segar.
Tren glamping 2025 bukan sekadar gaya hidup “anak Instagram”, tapi bentuk keseimbangan antara modernitas dan alam. Kita bisa menikmati ketenangan, keindahan, dan kenyamanan tanpa harus repot pasang tenda atau tidur di sleeping bag keras.
Jadi, kapan terakhir kali kamu benar-benar istirahat, bangun pagi tanpa alarm, dan denger suara burung, bukan notifikasi HP?
Mungkin… glamping adalah cara terbaik untuk mulai lagi.
Seru nih pergi glamping sekeluarga sebagai ide: Liburan Sekolah Hemat: Tips Wisata Seru Gak Bikin Dompet Tipis