JAKARTA, incatravel.co.id – Positano itu, jujur aja, lebih dari sekadar nama yang sering lalu lalang di Instagram atau feed travel para selebgram hits. Aku udah kepincut sama Positano dari lama (gara-gara liat film dan foto sunsetnya yang gila banget), dan akhirnya, beberapa waktu lalu, aku memutuskan untuk ngelakuin solo trip ke sana. Nah, di artikel ini aku bakal cerita semua pengalaman, tips, dan insight personal biar kalian nggak cuma ngelamun soal Positano, tapi juga siap travel ke sana tanpa drama.
Kenapa Positano Selalu Jadi Destinasi Impian?
Pertama kali denger nama Positano, image yang muncul di kepala pasti: tebing warna-warni, pantai cantik, dan hamparan Laut Mediterania biru ngejreng. Nggak salah sih—ini emang beneran kayak kartu pos hidup. Namun, dari pengalamanku, Positano itu bukan hanya soal estetika, tapi juga vibe santai, makanan gila enak, dan keramahan lokal yang jarang dibahas.
Banyak temen travel nanya, ‘Worth it nggak sih ke Positano?’ Menurutku, hampir semua yang suka traveling dan pengen escape dari rutinitas wajib banget mampir ke sini, minimal sekali seumur hidup, walau harus nabung ekstra (karena, iya, memang uang bisa kebobolan di sini kalau nggak hati-hati).
Cerita Gagal & Sukses: Kesalahan Travel ke Positano
Aku harus jujur, kedatanganku ke Positano penuh trial dan error. Misalnya, salah pilih transport pas mau naik dari Napoli ke Positano. Karena ngerasa pengen hemat, aku pilih bus umum tanpa riset detail. Akhirnya, nyasar, harus jalan ngelewatin tanjakan ekstrim, dan jadi ngerasa males duluan. Kalau aku ulang, mending aku naik shuttle atau cari boat dari Sorrento: jauh lebih nyaman dan view-nya lebih ‘wow’ lagi.
Jangan kaget, di Positano itu semuanya serba naik turun. Tangga di mana-mana, dan jalannya kadang curam banget. Buat yang nggak terbiasa jalan kaki atau rada males gerak, ini bisa jadi PR besar. Sepatu sneakers andalan travel aku bener-bener kepake banget. Btw, pernah salah costum—maksa pakai sandal cantik demi foto, tapi hasilnya kaki malah lecet parah. Duh!
Yang paling penting, jangan percaya sama yang bilang musim panas itu waktu terbaik. Ternyata high season (Juli-Agustus) itu harganya naik, semua spot penuh turis, bahkan beli es krim aja kudu ngantri panjang. Aku lebih suka datang di bulan Mei atau September—cuaca masih enak, harga hotel lebih ramah, dan gampang dapat foto tanpa harus desak-desakan.
Tips Travel Biar Maksimal di Positano
Jujur, aku nggak mau kalian kecewa pas sampai di Positano. Nih, aku kasih beberapa tips andalan yang kepake banget.
Persiapkan Budget (Jangan Kaget, Mahal Sob!)
Harga hotel di Positano gampang bikin syok, apalagi kalau booking dadakan. Aku belajar, sebaiknya cari hostel atau BnB lokal yang agak di atas bukit. Memang mesti jalan sedikit, tapi selain view-nya mengagumkan, harganya lebih miring. Jangan lupa cek aplikasi travel buat compare harga, kadang ada promo besutan last-minute yang lumayan banget buat dompet!
Untuk makanan, lokal-lokal biasanya lebih murah dan rasanya auten. Jangan ragu cobain restoran yang nggak terlalu hits atau ngepop. Aku pernah random masuk ke warung kecil di Via Fornillo, dan dapet seafood pasta + house wine yang murah dan bikin ketagihan.
Cari Waktu Sunrise (Bukan Cuma Sunset yang Hits)
Kebanyakan orang ngebet foto sunset di Spiaggia Grande, padahal sunrise juga magical. Aku sengaja bangun pagi jam 5:30, turun lewat ratusan anak tangga (serius, ini kayak olahraga pagi), dan spot yang biasanya chaos jadi sunyi, bisa puas foto-foto atau sekadar duduk sendirian menikmati kopi take away. Jadi, nggak usah anti bangun pagi, ya!
Rencanakan Transportasi Antarkota
Karena Positano lokasi di Amalfi Coast yang agak tricky dijangkau, aku sarankan booking tiket bus atau kapal ferry sehari sebelumnya. Aku pernah kelabakan karena kehabisan tiket ferry di jam favorit, akhirnya harus naik bus penuh sesak. Mau praktis, ada jasa travel (tuh, keluar juga kata travel di sini) dari Naples langsung ke Positano, cocok buat rombongan.
Hal yang Bikin Positano Berbeda (Dan Nggak Semua Orang Tahu)
Positano memang booming, tapi banyak hidden gem yang sering terlewat. Aku sendiri suka hiking, dan Sentiero degli Dei (Path of the Gods) jadi spot favorit. Jalurnya ngasih pemandangan luar biasa ke seluruh Amalfi Coast, dan nggak serame pusat kota. Aku saranin bawa botol minum isi ulang (bisa diisi ulang di beberapa spot gratis!) dan camilan ringan karena perjalanan sekitar 2-3 jam trek santai.
Buat penggila fashion, Positano terkenal dengan produk linen lokal dan sandal handmade yang legit. Ada sekali aku beli sandal custom—harganya 3x lebih mahal dari sandal biasa, eh ternyata awet dan unik banget. Jadi, pengen punya kenang-kenangan yang jarang dipunya orang? Coba deh hunting kerajinan lokal di Via Cristoforo Colombo.
Kamu Instagram-able Banget di Positano? Boleh… Tapi Jangan Lupa Hidupin Momen!
Jangan sampai trip ke Positano cuma berhenti di konten foto atau video. Aku terjebak juga sih, saking pengen dapet foto, kadang lupa menikmati detik-detik indahnya berada di sana. Sekali waktu, aku tutup kamera, duduk di tepi pantai, dan ngobrol bareng penduduk lokal sambil nikmatin gelato mereka yang homemade. Ini nyawa dari semua perjalanan yang nggak bisa direkam kamera.
Salah Kaprah yang Sering Bikin Repot
Orang kadang takut soal bahasa. Padahal, banyak penduduk Positano ngerti bahasa Inggris, bahkan ada yang bisa bahasa Spanyol atau sedikit bahasa Indonesia. Nggak usah takut untuk tanya arah atau ngobrol. Aku pernah nemu warung kopi kecil, ownernya super ramah dan ngasih tips ke pantai rahasia Fornillo, yang ternyata seindah (dan setenang) pantai utama.
Ngomongin soal cuaca, bawa jaket tipis walau musim panas karena angin di tebing suka berubah-ubah. Aku sempat menggigil sore-sore, saking nggak kepikiran bakal sedingin itu. Kalau kalian travel sama keluarga, aku saranin cari penginapan dengan kitchen set supaya bisa masak sarapan simpel, hemat banget dan tambah suasana homey.
Pelajaran Besar dari Positano Buat Hidup dan Traveling
Ada satu pelajaran penting yang selalu aku ingat dari perjalanan ke Positano: semua spot indah nggak harus sempurna di foto, yang penting ngena di hati. Liburan ke sini ngajarin aku buat lebih santai, nggak melulu kejar itinerary, dan mau belajar spontan menikmati momen. Coba deh sesekali traveling tanpa nuntut semuanya harus sesuai rencana, pasti pengalamanmu bakal lebih berwarna.
Terakhir, selalu siapin diri buat kejutan, entah dapet temen baru, tiba-tiba kehujanan pas jalan, atau malah nyasar ke tempat yang belum pernah kebayang sebelumnya. Positano itu soal cerita, bukan cuma destinasi.
Akhir Kata: Worth It Gak Sih ke Positano?
Buatku pribadi, Positano bukan sekadar ‘travel wish list’, tapi udah jadi pengalaman hidup yang nggak aku tukar sama apapun. Biarpun masyarakat bilang mahal atau terlalu mainstream, tetap ada cara buat nikmatin sisi lain Positano yang jarang diceritain. Kuncinya: siapin riset, jangan takut jalan kaki, siap sedia budget tambahan, dan jangan lupa nikmatin tiap momen. Kalau kamu pengen tahu gimana rasanya hidup dalam postcard sehari aja, Positano jawabannya.
Gimana, ada yang udah pernah ke sini juga atau mau tanya-tanya lebih lanjut soal itinerary? Tulis di kolom komentar, ya. Siapa tahu, trip kamu jadi lebih seru setelah baca cerita ini. Salam jalan-jalan santai dari aku, semoga travelling-mu ke Positano makin mantap dan anti-zonk!
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Travel
Baca juga artikel lainnya: Ravello: Rahasia Kota di Italia yang Bikin Susah Move On!
Berikut website referensi : papua78