JAKARTA, incatravel.co.id – Siapa sangka, Saranda jadi tempat travel impianku yang nggak pernah aku duga sebelumnya. Awalnya aku cuma lihat foto-fotonya di Instagram. Kirain sekedar pantai random di Eropa Tenggara, eh ternyata waktu aku akhirnya ke sana… boom! Begitu kaki nginjak pasirnya, vibe-nya auto beda. Nggak mainstream, nggak seramai Bali, dan bukan kayak Santorini yang mahalnya setengah mati. Nah, aku pengen banget share cerita, tips, plus kesalahan-kesalahan konyol yang pernah aku alami pas ngetrip ke Saranda. Biar kalian nggak ngulangin blunder yang sama!
Kenapa Saranda Layak Masuk Wishlist?

Saranda itu kota pesisir di Albania, satu detik dari Yunani. Kebayang nggak, pantainya biru banget, suasananya santai, makanan lautnya gila enak, dan biaya hidupnya, aku bilang, masih ramah kantong buat backpacker Asia kayak kita. Data dari tahun lalu, kunjungan wisatawan ke Saranda naik 45% gara-gara viral di media sosial. Tapi untungnya, nuansa lokal dan kehangatannya masih kerasa banget. Aku beberapa kali travel keliling Balkan, tapi percaya deh, Saranda punya kombinasi laut, sejarah, dan keramahan yang susah dicari di tempat lain.
Aku Pernah Salah: Berharap Transportnya Mudah
Awal ke Saranda, aku beneran underestimating soal transportasi. Kupikir kayak kota pariwisata lain, ada bus tiap jam, gampang pesan taksi online—Eh, zonk! Di luar kota besarnya, angkutan umum itu beneran rada old school. Travel ke Saranda dari Tirana mending langsung booking shuttle minivan. Dari pengalaman konyol naik angkot lokal, aku akhirnya belajar. Saran aku, sekalian stay 2-3 malam, biar bisa slow travel explore Albanian Riviera, nggak cuma buru-buru numpang lewat.
Pilihan Penginapan ala Local & Traveler
Ini sering bikin galau. Apalagi Saranda makin ngetop, penginapan bisa cepet penuh saat musim panas (Juli-Agustus). Aku rekomendasiin cari guesthouse lokal, selain lebih hemat, sering dapet sarapan buatan ibu-ibu yang super hangat. Beda sama hotel besar yang kadang berasa kaku. Aku pernah salah, dulu booking hotel dadakan—hasilnya dapet kamar tanpa AC (padahal summer, bro!). Kesannya kecil, tapi itu pelajaran berharga banget.
Cek review di forum travel, atau tanya di grup backpacker Indonesia. Banyak yang sharing hidden gems, mulai apartemen murah di pusat kota, sampai hostel di pinggir pantai. Jangan ketipu harga murah banget kalau nggak ada review, kadang ‘harga temen’ artinya hostel deket bar yang berisik ampun-ampunan.
Main & Kulineran di Saranda: Seru atau B aja?
Seru banget! Aku suka jalan kaki sore-sore ke promenade dekat pelabuhan, lihat kapal-kapal kecil dan duduk ngopi sambil ngobrol random sama lokal. Saranda itu dekat banget sama Ksamil, menurutku pantai tercantik di Albania. Bisa naik bus kecil (atau nyarter mobil kalau ramean) cuma 20 menit. Satu hal yang jangan sampai dilewatin, nyobain seafood fresh—aku pernah dikasih tahu nelayan lokal spot ikan bakar terenak, rasanya beneran beda sama resto-resto fancy.
Kebiasaan Lokal yang Harus Kamu Tahu
Di Saranda, jangan kaget kalau orang lokal kelihatan santai banget… banget! Ini bukan kota yang ‘grusa-grusu’, jadi lebih baik bawa mood chill juga. Di restoran, kadang pesen makanannya agak lama, tapi semuanya fresh, jadi sabar aja (dan usahakan jangan datang pas laper banget). Orang Albania ramah—asal kamu nggak GR, mereka akan bantu sebisa mungkin. Aku pernah dapat info shortcut jalan ke Blue Eye dari nenek-nenek lokal, padahal aku nyasar total waktu itu. Nggak bakal nemu insight kayak gini kalau nggak ngobrol sama warga situ.
Pernah Gagal? Tentu!
Pernah juga ngebet banget mau ke Blue Eye (Syri i Kaltër), tapi nggak riset jam operasional. Tiba-tiba sampai sore, eh udahan. Pelajaran: cek jam buka semua destinasi wisata, apalagi obyek alam di Albania biasanya nggak buka 24 jam. Aku juga saranin selalu bawa cash (Euro/Lek), karena banyak resto dan toko kecil belum semua terima kartu. Pernah ngalamin kehabisan cash, ATM kosong, akhirnya harus sedikit maksa nego sama pemilik hostel. Untung attitude baik, aku diselametin!
Tips Dapet Experience Lokal Yang Asli
Travel ke Saranda itu paling seru kalau kamu nyicipin raki—semacam minuman tradisional lokal. Tapi hati-hati, strong banget! Kadang mereka ngajak cheers bareng, aku sih milih ‘soktahu’ minum dikit aja, biar tahan sampe malam. Kalau kamu pengen city tour murah, coba jalan kaki naik ke reruntuhan Lëkurësi Castle, view-nya ampun keren (apalagi sunset). Di deket situ banyak penjual cemilan lokal, lumayan buat isi tenaga.
Itinerary Sederhana Buat Pemula
Ini versi aku, yang udah beberapa kali travel ke Saranda:
- Hari 1: Tiba di Saranda, check-in, nikmatin sunset di promenade
- Hari 2: Trip ke Ksamil (relax di pantai, island hopping kecil-kecilan), sore balik, makan seafood lokal
- Hari 3: Explore Blue Eye atau Lekursi Castle, dan hunting souvenir handmade
Bisa fleksibel sih, tergantung mood! Kalau musim sepi, suasana Saranda itu super slow. Banyak waktu buat benar-benar ngobrol sama warga sekitar, dapet insight travel yang organik—not just from Google.
Kesalahan Classic Waktu ke Saranda
- Staying too short: Banyak yang cuma semalam, padahal butuh waktu buat dapet feel aslinya
- Nggak riset transport: Ada lho bus terakhir ke Ksamil atau Tirana bisa berubah jadwalnya musim panas ke musim dingin
- Bawa koper gede: Jalanan berbatu, banyak tangga, backpack jauh lebih praktis
- Nggak nyoba street food: Jajanan pinggir jalan seperti byrek, murah dan enak!
Jujur aja, aku pernah kelaparan gara-gara sotoy nggak nyimpen snack kecil di tas. Di Saranda, kadang warung baru buka sore (apalagi di luar high season), jadi tips kecil: selalu sedia camilan atau buah tangan.
Panduan Budget Keuangan & Waktu Terbaik Travel ke Saranda
Soal duit, aku biasanya habis 20-40 Euro/hari (hostel, makan, dan transport lokal), tapi ini bisa lebih murah kalau masak sendiri atau sering hunting promo. Jangan ngarep semua harga teman, tetap ada ‘trap wisata’ yang suka mark-up, jadi bandingin dulu sebelum belanja atau makan. Pilih travel Saranda di bulan Mei-Juni atau September-Oktober. Musim panas terlalu rame dan mahal, musim dingin terlalu sepi—nggak semua tempat buka. Aku pernah datang September, cuaca pas banget buat main outdoor tanpa harus kepanasan atau rebutan kursi di pantai.
Jangan Lupa… Nikmati Prosesnya!
Travel ke Saranda tuh bukan cuma soal destinasi, tapi lebih ke pengalaman dan vibe-nya. Kadang yang terbaik bukan objek wisatanya, tapi momen random bareng traveler lain, atau ngobrol sama pemilik guesthouse. Waktu aku ke sana, aku dapat temen satu trip dari Belanda dan Bosnia, dan dari situ malah diajak keliling spot anti-mainstream. Jadi bener deh, open mindset dan nggak terlalu ngoyo nyelesain itinerary—Nikmati semua sisi Saranda, karena vibe slow living-nya itu langka banget di Eropa.
Kesimpulan: Worth It Nggak Sih?
Menurutku, YES! Saranda punya paket lengkap buat siapa aja yang pengen travel ke tempat beda, nggak terlalu ramai, culture-nya unik, dan mudah disesuaikan buat semua budget. Jangan lupa siapin riset, bawa cash, atur waktu, dan buka diri buat ngobrol sama lokal biar dapet pengalaman asli. Kalau kamu bosen sama destinasi yang ‘itu-itu aja’, sekali datang ke Saranda dijamin bakal pengen balik (atau minimal, folder fotomu auto penuh kenangan keren!).
Sekian cerita random dan tips real dari pengalamanku. Semoga ngebantu kamu survive sekaligus menikmati every single moment di Saranda. Ada pertanyaan? Tulis aja di kolom komen, nanti aku jawab sejujur-jujurnya, nggak pakai clickbait!
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Travel
Baca juga artikel lainnya: Greenland: Menguak Pesona Es yang Gak Nyangka Bikin Nagih!