Jakarta, incatravel.co.id – Ada satu tempat yang tidak muncul di brosur-brosur wisata besar. Ia tidak terletak di pusat kota, dan namanya belum sepopuler danau Toba atau Pantai Parangtritis. Namun justru di sanalah letak pesonanya—Telaga Biru Cicerem.
Terletak di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, telaga ini adalah salah satu permata tersembunyi yang jarang tersorot media nasional, namun begitu dikunjungi, sulit untuk tidak jatuh cinta.
Airnya bening bukan main. Serius, bening banget. Saking jernihnya, kamu bisa lihat ikan-ikan berenang seolah sedang menari-nari di udara. Banyak yang menyebutnya sebagai “aquarium alam” karena kejernihannya yang luar biasa.
Saya masih ingat cerita dari Mas Dani, supir ojek wisata lokal, yang bilang bahwa Telaga Cicerem dulunya hanya tempat persinggahan anak-anak sekolah yang bolos. Sekarang? Menjadi titik healing utama warga sekitar dan pelancong Instagram-holic dari kota besar.
Misteri dan Mitos – Mengapa Airnya Sebening Itu?
Di balik keindahannya, Telaga Biru Cicerem menyimpan cerita. Masyarakat lokal percaya bahwa telaga ini dijaga oleh makhluk gaib yang baik hati—sosok wanita tua berpakaian putih yang katanya sering muncul di malam Jumat. Meski kisah ini terdengar seperti cerita nenek-nenek, banyak warga setempat yang mengaku pernah melihat penampakan tersebut.
Secara ilmiah, air jernih itu berasal dari mata air alami yang tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau. Tak ada lumpur, tak ada kotoran. Hanya dasar batuan, lumut halus, dan pasir yang membuatnya seolah seperti kaca alam.
Yang menarik, warna biru kehijauan telaga ini bukan efek editan filter. Warna itu terbentuk karena pantulan cahaya dan mineral alami di dalam air. Kalau kamu beruntung datang saat sinar matahari jatuh dengan pas, kamu akan melihat warna biru menyala seperti kaca safir.
Banyak pengunjung percaya bahwa air dari telaga ini membawa aura positif. Tak sedikit yang mencuci muka di sini dengan keyakinan bisa menenangkan pikiran atau bahkan membawa berkah rezeki. Percaya atau tidak, suasana di sana memang memberi energi yang sulit dijelaskan.
Aktivitas Seru dan Pengalaman Tak Terlupakan di Telaga
Sekilas, Telaga Cicerem tampak seperti tempat yang cocok untuk duduk santai dan menyendiri. Tapi jangan salah, aktivitas di sana cukup banyak dan menyenangkan, terutama buat kamu yang doyan konten.
Ada perahu kecil berbentuk angsa yang bisa disewa untuk mengelilingi telaga. Bayangkan kamu duduk di atas danau biru sambil menikmati hembusan angin dari pegunungan. Ademnya bukan main.
Beberapa wisatawan juga mencoba wahana ayunan di atas telaga. Ini salah satu spot foto favorit—sambil duduk di ayunan, latar belakang air biru cerah membuat hasil fotomu terlihat seperti diambil di luar negeri. Bahkan, beberapa influencer lokal menyebutnya “Norwegia rasa Kuningan.”
Buat kamu yang ingin menyatu dengan alam, snorkeling ringan juga bisa dilakukan. Memang, bukan laut, tapi sensasi melihat dasar danau sedalam 4-5 meter dengan ikan berwarna-warni di sekitarmu sungguh unik.
Ada juga warung-warung kecil yang menjual makanan tradisional khas Kuningan seperti tahu sumedang, pisang goreng, dan kopi hitam kental yang bisa kamu nikmati sambil menatap danau. Jangan heran kalau kamu jadi lupa waktu.
Aksesibilitas, Harga Tiket, dan Tips Berkunjung
Nah, buat kamu yang bertanya-tanya soal rute dan akses: Telaga Biru Cicerem bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Dari pusat kota Kuningan hanya butuh waktu sekitar 30–45 menit. Jalannya sudah cukup baik meskipun di beberapa titik perlu berhati-hati karena sempit.
Harga tiket masuk? Terjangkau banget. Hanya sekitar Rp10.000 per orang (harga bisa berubah tergantung musim liburan). Parkir motor Rp3.000 dan mobil Rp5.000. Biaya tambahan hanya jika kamu menyewa perahu atau wahana foto.
Tips dari saya:
-
Datang pagi atau sore, karena sinar matahari paling bagus untuk foto.
-
Hindari hari libur besar, karena walaupun tempatnya tenang, pengunjung bisa membludak.
-
Bawa baju ganti kalau niat bermain air atau snorkeling.
-
Hormati kearifan lokal. Jangan buang sampah sembarangan, dan kalau bisa, beli makanan dari warung warga setempat untuk membantu perekonomian lokal.
Refleksi dan Harapan – Menjaga Telaga, Menjaga Warisan
Mengunjungi Telaga Biru Cicerem bukan hanya soal refreshing atau berburu konten media sosial. Ini tentang merasakan koneksi dengan alam yang semakin langka di kota-kota besar. Ini tentang menghargai warisan lokal yang tak ternilai.
Saya sempat ngobrol dengan Pak Budi, petugas jaga telaga. Beliau bilang, “Kalau bisa jangan sampai tempat ini jadi rusak karena terlalu ramai. Biar tetap jadi tempat yang bikin orang tenang, bukan tempat buang sampah selfie.”
Dan saya sepakat. Wisata itu bukan cuma soal foto bagus, tapi soal perasaan yang dibawa pulang. Dan di Cicerem, kamu pulang bukan cuma dengan foto, tapi juga dengan hati yang sedikit lebih damai.
Ke depan, semoga ada lebih banyak dukungan dari pemerintah daerah untuk menjaga kebersihan dan pengelolaan ekowisata seperti ini. Dengan sedikit pengelolaan profesional namun tetap mengakar ke warga sekitar, Telaga Biru Cicerem bisa jadi ikon wisata Jawa Barat yang tidak hanya cantik, tapi juga berkelanjutan.
Penutup
Jadi, kalau kamu merasa jenuh dengan rutinitas dan kebisingan kota, cobalah arahkan langkahmu ke Kuningan. Di sana, Telaga Biru Cicerem menunggumu dengan air sejernih hati anak kecil dan suasana yang menenangkan hingga ke dalam tulang.
Bukan cuma tempat wisata, Cicerem adalah pelukan alam—hangat, jujur, dan tak pernah menghakimi.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Travel
Baca Juga Artikel dari: Keindahan Pantai Dreamland: Surga Tersembunyi di Bali yang Wajib Dikunjungi
Kunjungi Website Resmi: Bosjoko