JAKARTA, incatravel.co.id – Di jantung kota Istanbul, berdiri sebuah pasar tua yang masih hidup hingga kini — Spice Bazaar atau Mesir Çarşısı. Begitu melangkah masuk, aroma kayu manis, kunyit, dan saffron seolah menari di udara, memikat siapa pun yang datang.
Spice Bazaar bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan perjalanan sensorik yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Setiap lorongnya menyimpan kisah kejayaan perdagangan rempah dari Asia hingga Eropa yang menjadikan Turki pusat lintasan budaya dunia.
Sejarah Panjang di Balik Spice Bazaar

Spice Bazaar dibangun pada abad ke-17, tepatnya sekitar tahun 1660, di masa pemerintahan Sultan Turhan Hatice. Pembangunannya dibiayai dari pajak yang dikumpulkan dari Mesir, sehingga bazar ini dikenal juga sebagai “Egyptian Bazaar”.
Pada masa itu, Istanbul menjadi jalur utama perdagangan antara Timur dan Barat. Rempah-rempah dari India, Indonesia, dan Arab dikirim melalui Laut Merah dan berlabuh di pelabuhan Ottoman sebelum disebarkan ke seluruh Eropa. Spice Bazaar menjadi pusat distribusi, tempat para pedagang dunia bertemu untuk bertukar barang, budaya, dan cerita.
Kini, meski peran ekonominya telah bergeser ke sektor pariwisata, pesona Spice Bazaar tetap tak tergantikan. Keaslian arsitektur Ottoman, deretan kios warna-warni, dan aroma yang menggoda menjadikannya salah satu destinasi paling ikonik di Istanbul.
Menjelajahi Lorong-Lorong Rempah di Spice Bazaar
Begitu masuk ke dalam Spice Bazaar, pengunjung disambut oleh sekitar 85 toko kecil yang berjajar rapi di sepanjang lorong batu berkanopi tinggi. Di setiap sudut, rempah-rempah tertata seperti mozaik warna-warni — merah cabai kering, oranye kunyit, hijau daun mint, hingga emas saffron yang menjadi komoditas termahal di dunia. Selain rempah, bazar ini juga menawarkan beragam produk khas Turki seperti:
-
Turkish Delight (lokum) dengan berbagai rasa dan warna.
-
Teh herbal dan bunga kering yang dipercaya berkhasiat bagi kesehatan.
-
Minyak esensial dan parfum alami.
-
Kacang pistachio, madu, dan buah kering hasil kebun Anatolia.
-
Kerajinan tangan tradisional seperti perhiasan perak dan tembikar Iznik.
Suara pedagang yang ramah memanggil dalam berbagai bahasa menambah suasana hidup. Mereka bukan sekadar menjual barang, tapi juga mewariskan seni tawar-menawar khas Timur Tengah yang penuh kehangatan.
Keindahan Arsitektur Spice Bazaar
Bangunan Spice Bazaar adalah mahakarya arsitektur Ottoman klasik. Dirancang oleh arsitek Koca Kasım Ağa, bazar ini memiliki bentuk huruf “L” dengan kubah tinggi dan jendela kecil yang menyalurkan cahaya alami.
Dindingnya dihiasi batu marmer dengan ukiran geometris dan kaligrafi Arab, mencerminkan harmoni antara fungsi dan estetika. Meskipun telah berusia lebih dari 350 tahun, struktur bangunan tetap kokoh berkat sistem ventilasi alami yang menjaga suhu ruangan stabil sepanjang tahun.
Di luar, deretan kafe dan toko suvenir mengelilingi bazar, menciptakan suasana yang memadukan keaslian masa lampau dengan kehidupan modern Istanbul.
Tips Mengunjungi SpiceBazaar
Agar kunjungan ke Spice Bazaar semakin berkesan, berikut beberapa tips yang bisa diikuti wisatawan:
-
Datang pagi hari. Waktu terbaik untuk menikmati suasana bazar tanpa terlalu ramai.
-
Siapkan uang tunai dalam lira Turki. Meskipun sebagian toko menerima kartu, transaksi tunai lebih mudah untuk tawar-menawar.
-
Cicipi sebelum membeli. Pedagang biasanya menawarkan sampel rempah atau teh gratis.
-
Pelajari sedikit bahasa Turki. Sapaan sederhana seperti Merhaba (halo) bisa mencairkan suasana.
-
Kunjungi Masjid Yeni di sebelah bazar. Lokasinya berdampingan dan menjadi bagian dari sejarah pembangunan Spice Bazaar.
Dengan mengikuti tips ini, wisatawan bisa menikmati pengalaman autentik yang menggabungkan cita rasa, budaya, dan sejarah.
Spice Bazaar dan Daya Tarik Budaya Istanbul
Mengunjungi Spice Bazaar berarti menyelami denyut nadi Istanbul — kota yang menjadi jembatan antara Asia dan Eropa. Di sini, aroma rempah bukan sekadar wangi, tetapi juga simbol pertemuan peradaban.
Bazar ini juga menjadi saksi bagaimana rempah-rempah membentuk sejarah dunia. Dari cengkih yang dibawa dari Maluku hingga lada dari India, semuanya pernah melewati tangan para pedagang di tempat ini.
Tak heran, banyak wisatawan menyebut Spice Bazaar sebagai “museum hidup” — tempat di mana perdagangan, budaya, dan sejarah berpadu dalam harmoni yang indah.
Rute dan Akses Menuju SpiceBazaar
Spice Bazaar terletak di kawasan Eminönü, tepat di tepi Golden Horn, tidak jauh dari Grand Bazaar dan Masjid Suleymaniye.
Untuk mencapainya, wisatawan bisa menggunakan:
-
Tram T1 (rute Kabataş – Bağcılar) dan turun di halte Eminönü.
-
Kapal feri Bosphorus, yang berhenti di pelabuhan dekat bazar.
-
Bus umum atau taksi dari kawasan Sultanahmet atau Taksim.
Dari luar halte, cukup berjalan kaki sekitar dua menit untuk mencapai pintu masuk utama bazar. Lokasinya strategis dan mudah ditemukan, menjadikannya salah satu pasar paling mudah diakses di Istanbul.
Kesimpulan
Spice Bazaar bukan hanya pasar rempah, tetapi juga perjalanan melintasi waktu dan budaya. Di sinilah aroma masa lalu berpadu dengan kehidupan modern, menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Dari warna-warni rempah, keramahan pedagang, hingga sejarah panjang perdagangan dunia, semuanya menjadikan Spice Bazaar destinasi yang wajib dikunjungi di Turki. Bagi siapa pun yang ingin memahami jantung Istanbul, SpiceBazaar adalah tempat terbaik untuk memulai — tempat di mana setiap aroma bercerita dan setiap langkah membawa kenangan.
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Travel
Baca juga artikel lainnya: Pont du Gard Keajaiban Romawi di Selatan Prancis